Sub Chapter 14.5 : Spesifikasi OP-AMP offset parameter DC

1. Tujuan [kembali]

  •  Mengetahui dan memahami aplikasi dari op-amp dalam rangkaian listrik
  •  Mampu menjelaskan prinsip cara kerja setiap rangkaian
  •  Mampu mengaplikasikan dan membuat rangkaian 

2. Alat dan Bahan [kembali]

    A. Alat

      - Power Suply


 


   Baterai merupakan perangkat yang digunakan untuk memberi daya terhadap alat yang membutuhkan listrik. Baterai juga merupakan komponen elektronika penghasil sumber tegangan pada rangkaian. Semua baterai pada spesifikasinya juga pasti selalu terdapat spesifikasi arus yang biasanya diukur dengan satuan mili ampere hours atau disingkat mAH, spesifikasi menunjukkan seberapa lama baterai bisa digunakan pada beban / alat yang digunakan. Misalnya sebuah baterai 1900mAH bisa menyuplai 1900mA ke sebuah rangkain selama 1 jam sebelum akhirnya habis.


    - Altenator AC 12 V
Alternator adalah sebuah komponen yang berfungsi menghasilkan arus listrik bagi semua komponen yang membutuhkan aliran listrik, seperti AC, lampu, dan audio 

    B. BAHAN

  - Resistor


      Resistor adalah perangkat elektronik yang berperan sebagai penghambat tengangan suatu rangkaian. Resistor ini memiliki berbagai variasi hambatan yang satuannya ohm.

  - OP-AMP


           Op-Amp (Operational Amplifier) adalah salah satu bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal ListrikSebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi. Fungsi dari Op-Amp adalah sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan, baik DC ataupun AC juga sebagai penguat Diferensiasi Impedansi masukan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah.

    - Grounding

   Grounding berfungsi sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat adanya bocor tegangan dan untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya yang kurang baik, ataupun kualitas komponen yang tidak standar.

3. Dasar Teori [kembali]

Arus dan Tegangan Offset    

Tegangan offset keluaran dapat ditunjukkan dipengaruhi oleh dua kondisi rangkaian terpisah. Ini adalah:

(1) tegangan offset masukan, VIO, dan 
(2) arus offset karena perbedaan arus yang dihasilkan pada input plus (+) dan minus (-).

INPUT OFFSET VOLTAGE, VIO

     Untuk menentukan pengaruh tegangan input ini pada output, pertimbangkan koneksi yang ditunjukkan pada Gambar 14.23


Dengan Vo = AVi, kita bisa merumuskan

Untuk Vo, kami dapatkan


Dimana kita bisa menulis

Persamaan (14.16) menunjukkan bagaimana hasil tegangan offset keluaran dari masukan yang ditentukan tegangan offset untuk sambungan penguat khas op-amp.


TEGANGAN OUTPUT OFFSET KARENA INPUT OFFSET SAAT INI, IIO

          Karena kedua transistor masukan tidak pernah sama persis, masing-masing akan beroperasi pada arus yang sedikit berbeda.Untuk koneksi op-amp tipikal, seperti itu ditunjukkan pada Gambar 14.25, tegangan offset keluaran dapat ditentukan sebagai berikut. Mengganti arus bias melalui resistor masukan dengan penurunan tegangan yang berkembang, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14.26 


       Kita dapat menentukan ekspresi tegangan keluaran yang dihasilkan. Menggunakan superposisi, tegangan keluaran karena arus prategangan masukan I+IB, dilambangkan dengan V+o, adalah


Sedangkan tegangan keluaran hanya karena I-IB, dilambangkan dengan V-o, adalah...



Untuk tegangan offset keluaran total sebesar

Karena pertimbangan utamanya adalah perbedaan antara arus prategangan masukan dari setiap nilai, kita mendefinisikan IIO arus offset dengan


Karena resistansi kompensasi RC biasanya kira-kira sama dengan nilai R1, menggunakan R= R1 di Persamaan. (14.17) kita bisa menulis


INPUT BIAS CURRENT, IIB

         Parameter yang terkait dengan IIO dan arus prategangan masukan terpisah IIB dan IIB adalah arus bias rata-rata didefinisikan sebagai


Satu dapat menentukan arus prategangan masukan terpisah menggunakan nilai-nilai yang ditentukan IIO dan IIB. Dapat ditunjukkan bahwa untuk I+IB > I-IB

4. Percobaan [kembali]

    A. Rangkaian 


       prosedur rangkaian 
        
  • Siapkan segala komponen yang di butuhkan
  • Susun rangkaian sesuai panduan
  • Sambungkan rangkaian dengan baterai untuk sumber tenaga
  • Hidupkan rangkaian
  • Apabila tidak terjadi eror, maka rangkaian selesai dibuat.



    5. Rangkaian Simulasi [kembali]




    6. Video [kembali]




7. Problem [kembali]

1. Selesaikan permasalahan berikut dengan mencari Vout !



2. Diketahui rangkain Op-amp sebagai gambar di bawah ini, jika tegangan catunya +15V dan-15V, sedang RF = 470 KΩ, R1 = 4K3, R2 = R3 = 33 KΩ dan Vin = 8 mV. Berapakakulasi ouput Op-amp (Vo)?


8. Example [kembali]

1. Hitung tegangan offset keluaran dari rangkaian pada Gambar 14.24. Daftar spesifikasi op-amp

VIO 1.2 mV.

 

 

 

2. Hitung tegangan offset untuk rangkaian Gambar 14.24 untuk daftar spesifikasi op-amp IIO 100 nA.

SOLUSI

Vo = IIO

Rf = (100 nA)(150 kΩ) = 15 mV

             

9. Pilihan Ganda [kembali]

                1. Pada rangkaian dasar OP-AMP, jika tegangan dasar input sama dengan tegangan ouput tetapi gelombang sinyal input berbeda fase dengan gelombang sinyal output, OP-AMP ini sering disebut dengan ?
A. Inverting Amplifier
B. Non-Inverting Amplifier
C. OP-AMP sebagai penjumlah
D. Differensial Amplifier


2. Operational Amplifier memiliki singkatan.....
A. OT-AMP
B. OP-AML
C. OP-AMP
D. OP-AMR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  BAHAN PRESENTASI MATA KULIAH MIKROPROSESOR DAN MIKROKONTROLLER 2022 OLEH : Dhea Rahmadani Putri 2010951015 DOSEN PENGAMPU : Ir. Syarkawi S...